Laman

Jumat, 09 September 2011

Tanpa "Cinta" Eps.32


“Ki,hari ini perban kamu udah bisa di buka. Sebentar lagi dokter akan ke sini perbannya” ujar Dimas
“Serius Kak” Rizki pun tampak senang karena sebentar lagi kamu dia akan dapat melihat lagi.
“Iya Kakak serius” jawab Dimas
“Selamat siang Rizki. Gimana udah siap untuk di buka perbannya” Dokter Mylla pun datang untuk membuka perban Rizki
“Siap banget dok” jawab Rizki
Akhirnya proses pembukaan perban Rizki pun segera dilaksanakan. Dokter Mylla membuka perban itu dengan sangat hati-hati karena salah sedikit saja bisa menyebabkan kesalahan yang fatal. Perban pun selesai di buka. Dokter Mylla pun memberikan sebuah kaca kepada Rizki
“Coba sekarang kamu lihat di kaca” Dokter Mylla pun memberikan sebuah kaca. Rizki pun membuka matanya perlahan-lahan dan melihat ke kaca tersebut
“Aku udah bisa ngeliat lagi Dok” Rizki pun tampak kegirangan karena sudah bisa melihat lagi dia pun sampai loncat dari tempat tidurnya dan langsung memeluk Dimas
“Selamat ya Ki kamu udah bisa melihat lagi” ujar Dimas
“Makasih Kak. Makasih juga ya buat Dokter Mylla” sahut Rizki
“Kamu harus jaga mata itu baik-baik Ki. Karena dalam satu minggu ini mata kamu masih sensitive” Dokter Mylla pun segera pergi meninggalkan Rizki dan Dimas
“Kak,aku boleh tanya sesuatu sama Kakak?” tanya Rizki
“Kamu mau tanya apa Ki?” jawab Dimas
“Siapa yang udah ngedonorin mata ini untuk aku?” tanya Rizki. Dimas pun bingung harus menjawab apa. Dia pun hanya bisa menangis.
“Kak,kenapa kakak nangis?” Rizki pun heran melihat Dimas menangis
“Kamu baca ini Ki” Dimas pun memberikan sebuah surat kepada Dimas. Surat itu adalah surat yang Cinta tulis sebelum Dia meninggal.

Happy Birthday Rizki,,
Maaf aku nggak bisa ngucapin langsung sama kamu dan mungkin aku juga telat ngucapinnya. Aku mau minta maaf sama kamu karena aku sudah membuat kamu salah paham. Tapi yang jelas aku nggak punya maksud apa-apa dengan semua itu. Karena satu pasti aku sangan mencintai kamu.
Aku juga punya satu permintaan untuk kamu,tolong jaga mata dan jantung itu demi aku. Karena hanya itu yang bisa aku berikan sebagai kado ulang tahun kamu

Dari Yang Mencintaimu,,
Cinta
 
Rizki pun tampak kebingungan ketika membaca surat itu

“Kak,maksud ini semua tuh apa?” tanya Rizki. Dimas pun langsung memeluk adiknya

“Cinta sudah pergi Ki untuk selama-lamanya” jawab Dimas. Rizki pun shock mendengar bahwa Cinta sudah tiada

“Kakak pasti bohong kan sama aku. Cinta nggak mungkin meninggal” Rizki pun tampak tak percaya namun di sudut matanya tampak  ada air mata yang berlinang

“Kakak serius Ki. Cinta yang mendonorkan matanya untuk kamu. Awalnya dia juga ingin mendonorkan jantungnya untuk kamu namun setelah diperiksa ternyata tidak cocok” ujar Dimas. Rizki pun tampak tak percaya kalau mata yang diterimanya itu adalah mata Cinta

“Kenapa Kak Dimas nggak bilang dari awal kalau Cinta sudah meninggal” bentak Rizki

“Kakak itu nggak mau melihat kamu semakin panik Ki” jawab Dimas. Dimas pun menjelaskan semua hal yang dia dan Cinta rencanakan sebelum Cinta meninggal. Dan saat Rizki memergokinya bersama Cinta di toko perhiasan sebenarnya saat itu Dimas akan membelikan Cincin untuk Melati,karena ukuran jari Cinta dan Melati sama maka Dimas meminta Cinta untuk mencoba Cincin. Dia pun sudah menjelaskan itu semua kepada Melati, Dan berkat Cinta sekarang Dimas dan Melati bisa bersama kembali. Melati pun berjanji tidak akan pernah marah-marah dan menuduh Dimas yang macam-macam lagi.

“Ya tuhan. Bodoh banget sih aku. Seandainya saja aku mau mendengarkan penjelasan Cinta pasti ini semua nggak akan terjadi” Rizki pun membenturkan kepalanya ke ujung tempat tidurnya

“Rizki,stop. Semuanya udah terjadi. Nggak ada yang perlu kamu sesalin lagi. Ikhlasin agar dia Cinta tenang di sana” ujar Dimas

“Kak,aku mau pulang sekarang. Tolong antarin ke kuburan Cinta” pinta Rizki

“Tapi kondisi kamu masih belum pulih Ki” Dimas pun merasa khawatir dengan kondisi adiknya itu

“Aku nggak apa-apa Kak. Kalau kakak nggak mau temenin aku,aku bisa pergi sendiri” Rizki pun berlari pergi meninggalkan Dimas. Dimas pun berusaha mengejar adiknya. Dia pun berjanji untuk mengantarkan Rizki pergi ke makam Cinta.

Sesampainya di makam Cinta,Dimas membiarkan Rizki sendiri di sana agar Rizki bisa tenang

“Cinta,kamu tega tinggalin aku. Kamu udah janji mau jagain aku sampai aku sembuh tapi kenapa kamu tinggalin aku. Terima kasih kamu mau mendonorkan mata kamu ini untuk aku tapi itu semua percuma kalau kamu nggak ada di samping aku.” Rizki pun tampak histeris dan mengacak bunga-bunga yang ada di atas pusara Cinta. Dimas yang melihat hal itu pun langsung menghampiri Rizki dan membawanya pergi dari sana.

Ketika masuk ke dalam mobil tiba-tiba saja dada Rizki merasa nyeri

“Kak,tolong ambilin obat aku dong di tas. Dadaku nyeri banget nih” Dimas pun menuruti permintaan adiknya itu

“Nih obatnya” Dimas pun memberikan obat itu kepada Rizki. “Kamu itu ngapain sih tadi histeris kaya gitu. Kamu tuh harus kontrol,kalau nggak kamu kontrol ya bisa kaya gini penyakit kamu kabuh lagi”

“Aku masih belum bisa terima Kak kalau Cinta udah meninggal” balas Rizki

“Hemm,ya sudahlah. Lama kelamaan kamu pasti bisa ikhlas terima ini semua.” Ujar Dimas

“Sekarang kita mau kemana Kak?Besok aku mau pergi ke makam Cinta lagi?” ujar Rizki

“Mau ngapain kamu ke sana?Nanti malah ngacak kuburan Cinta lagi” sahut Dimas

“Aku di sana temenin Cinta di sana selamanya” jawab Rizki

“Huss,ngomong jangan sembarangan ah. Nanti kalau ada malaikat lewat dikabulin loh” Dimas pun tampak tak suka melihat adiknya yang sudah mulai ngelantur itu. Mereka pun akhirnya di rumah mereka yang ada di bandung.

“Oh iya Ki. Kakak mau keluar dulu mau cari makanan untuk Kita. Kamu istirahat aja dulu ya di kamar” ujar Dimas

“Sip Kak” Rizki pun langsung bergegas ke kamarnya. Dia pun langsung berbaring di tempat tidur dan menyalakan sebuah radio. Namun ketika radio itu menyala,lagu yang sedang di putar adalah lagu favorit Cinta yaitu Tanpa Kekasihku.

“Cinta,ini lagu favorit kamu. Dan sekarang aku ngalamin hal yang sama seperti yang ada di dalam lagu ini.” Tiba-tiba saja Rizki mengalami nyeri yang sangat hebat di dadanya. Dia pun mengacak-acak kamarnya itu untuk mencari obatnya namun Rizki tidak berhasil menemukannya

Sementera itu Dimas yang menemukan obat Rizki tertinggal di dalam mobil. Dimas tampak panik

“Ya tuhan obatnya Rizki ketinggalan di mobil. Dalam kondisi emosi yang labil kaya gini bisa saja penyakitnya kambuh tiba-tiba. Gue harus balik lagi” Dimas pun memutuskan untuk memutar balik mobilnya.

Sesampainya di kamar Rizki betapa terkejutnya ketika melihat Rizki dalam keadaan yang setengah sadar.

“Rizki,kamu kenapa?” tanya Dimas panic

“Kak,aku minta maaf kalau punya salah sama kakak. Aku juga minta maaf sama mama,papa dan mamanya Cinta.” Ujar Rizki dengan nada bicara yang terbata-bata

“Rizki,kamu itu ngomong apa sih” Dimas pun tampak marah ketika Rizki berbicara seperti itu

“Aku udah nggak kuat lagi Kak nahan ini semua. Aku mau dikuburkan tepat di sebelah Cinta Kak. Aku mau temenin Cinta di sana” timpal Rizki

“Rizki,kamun jangan yang macem-macem” ujar Dimas

Rizki pun akhirnya tak sadarkan diri. Dimas yang panik pun langsung membawa Rizki ke rumah sakit namun nyawa Rizki tidak bisa terselamatkan. Dimas pun merasa sangat menyesal.

Keesokan harinya sesuai permintaan Rizki,jenazahnya di kebumikan tepat di sebelah makam Cinta. Orang yang hadir dalam pemakaman itu pun tampak tak sanggup menahan kesedihan terutama Dimas.

“Ki,Kakak udah laksanain permintaan kamu. Kamu kan kemarin bilang ingin balik lagi ke sini karena mau temenin Cinta untuk selamanya. Semoga di alam sana kamu dan Cinta bisa bertemu dan bisa bersama kembali” ujar Dimas.



THE  END

1 komentar: